Senin, 03 Desember 2012

Contoh Cerpen untuk tingkat SMP/SLTP

"Sketsa cinta bintang kertas"

      
  Aku baru tahu sekarang,kenapa Joko selalu melamun setiap selesai mengerjakan PR di mejanya.Aku sempat berfikir yang aneh-aneh tentang teman sekelasku itu akhir-akhir ini.Tiada hari tanpa melamun,itulah semboyan dia sekarang.Setiap kali aku tanya,dia selalu menjawab “Ini soal hati teman..” lalu melamun lagi.
Aku juga baru paham sekarang, kenapa Johan selalu terperangah setiap kali ada perempuan yang lewat di depannya,mengibaskan wangi farfum ke batang hidungnya.Dia selalu terdiam selama beberapa menit menatap lurus pada wanita yang lewat di depannya, di fikirannya lalu di hatinya.
 Aku baru mengerti, kenapa mereka seperti itu.Penyebabnya tidak lain yaitu karena wanita adalah makhluk terindah.Dengan senyumnya,wanita mampu menaklukkan api.Dengan  tatapan matanya,wanita mampu mencairkan es di kutub utara.Dengan suara merdunya,wanita bisa menidurkan serigala.Dengan kelembutan sentuhannya,wanita bisa menundukkan dunia.
“Hanif,apakah benar Neni belum punya pacar..?”Aku bertanya dengan penuh rasa ingin tahu.”Iya Rangga,dia belum punya pacar!.” Sudah sepuluh kali Hanif mengatakan hal yang sama.Aku masih tidak yakin. “Lalu,bagaimana dengan Rio?kabarnya kan Neni naksir abis sama Rio?” Aku memasang tampang cemberut,aku masih tidak percaya apa kata Hanif.
“Rio itu sudah punya pacar di kampung,jadi dia tidak akan mau pacaran sama Neni.Lagian,Neni itu ‘kan cewek tomboi.Hayooo...kamu naksir sama Neni ya..?” Hanif menggelitik perutku.
“Eh,homo!!! Hahaha...” kami tertawa bersama.Tawa yang akan menyelinapkan duka di hatiku.Tawa yang akan mengantarku pada air mata pertama,yang jatuh karena wanita.Aku melanjutkan, “Suka sih tidak,aku ingin tahu saja,Nif...”. “Makanya,jangan makan rumus saja....ini kemana-mana bawa rumus gravitasi.Udahlah,sebentar lagi masuk,Aku ke kelas dulu ya..”.Hatiku lega setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Hanif.Aku Cuma bisa berdo’a semoga saja dia benar.
Ya,aku merasakan sesuatu yang berubah.Waktu masih di kelas delapan kemarin,aku hanya berkutat dengan buku dan pulpen,berkubang dengan tinta,bermandikan keringat dari raga yang selalu diperas untuk menyelesaikan persoalan Fisika dan Matematika.Sekarang,aku sudah kelas 9,aku merasa hormonku berkembang.Aku sudah bisa melihat wanita.Dan wanita pertama yang membuat aku buta adalah dia,Neni,cewek paling tomboi di sekolah.Aku merasa tiada lagi wanita lebih cantik dari dia di dunia ini.Aku merasa tidak ada lagi senyuman yang paling menawan selain hanya senyumannya.
Sejak kenaikkan kelas kemarin,mataku tak pernah berhenti sedetik pun untuk menatap caranya berjalan,memandang caranya makan,mengamati caranya berbicara,meneliti caranya memperlakukan para pria.Ya,lalu aku merasa mampu mengangkat gunung jika di bawah gunung itu ada cintanya,aku merasa mampu menguras habis tujuh samudra jika di dalam samudra itu ada dirinya,diri wanita pujaanku,Neni Ayuningtiyas.Sejak aku suka padanya,aku selalu mencari tempat duduk yang dekat dengannya,Ada yang menarik hatiku untuk selalu berada di sisinya.
Aku tak tahu apa.Seperti pagi ini,aku duduk di depannya.Bangku pertama dari depan,dan dia di bangku tepat di belakangku.Dia sedang sibuk mencorat-coret kertas putih di bawah dagu yang berbentuk tampuk lebah.Dia sedang menulis kata dengan jemarinya yang lentik bagai penari Zapin.Sungguh anggun...
“Rangga,tolong bikinin aku tugas Describing person,ya...Atau coba periksa punyaku,betul atau tidak..?”.Dia menyodorkan lembar kerjanya padaku.Aku mengamatinya,dia mendeskripsikan gaya liuk Ronaldinho menggiring bola.Dia memang maniak bola kaki,dia hafal nama-nama pemain bola kaki terkenal beserta profil mereka,apa posisinya dalam tim,berapa gol yang dicetaknya,dan sebagainya.
“Oke,aku mau menerjemahkannya ke bahasa inggris,tapi jangan pemain bola kaki,Nen..”.Aku menatap mata indahnya dengan bulu mata lentiknya.Rambutnya tergerai membingkai senyum di wajah manisnya.Dia sekilas seperti Sutatta Udomsilp,Artis remaja dari Thailand.Cantik,tomboi,dan tangguh.
“Ya,sini aku ubah dulu”.Dia meraih kertas itu dariku.Tak berselang beberapa menit,dia mencolek leherku dan memberikan kertas kerjanya lagi. Kali ini dia mendeskripsikan Ibunya.
“Ibuku adalah wanita yang cantik,feminim dan pintar.Dia sangat baik dan paling rajin membersihkan rumah.Aku merasa minder menjadi anaknya,karena aku tidak secantik dang sebaik dirinya.Tapi,pada saat aku berumur 10 tahun,Ibuku sakit dan dibawa ke Negeri Malaysia untuk berobat.Tetapi,tuhan terlalu sayang pada ibuku.Tuhan mengambil ibu dariku.Sejak itu,aku tidak punya ibu lagi...”.
Sampai di situ,aku tidak melanjutkan membaca,aku menoleh ke belakang.Aku disuguhkan bangku kosong.Neni sudah tidak ada lagi di tempat duduknya.Aku segera berlari ke luar kelas.
“Bu,Permisi!”,aku berlari sekencang mungkin melewati kelas demi kelas.Aku tahu,aku yakin dia sedang menangis.Aku langsung menerobos masuk ke WC perempuan.Aku membabi buta.Aku buka ketiga pintu WC yang ada,untungnya,tidak ada cewek di dalam.Kalau ada,Sudahlah....Namaku akan tercoreng,dari bintang sekolah menjadi seorang pengintip.Dia tidak ada,lalu aku pergi ke samping WC,dia sedang memeluk lutut dengan kepala ditenggelamkan ke dada.
Aku hanya bisa berdiri di depannya.Aku aku tidak tahu harus berbuat apa.Aku kembali berlari,kembali ke kelas. “Ada yang punya tissue..?”,aku melihat Sheila mengeluarkan tissue dari tasnya.Aku segera merebutnya dan kembali ke samping WC.Aku duduk di depan Neni,dengan tangan bergetar,kuusap kepalanya.Dia memandangku,air matanya berlinang deras menjalari setiap penjuru wajahnya nan ayu.
“Maafkan aku Nen..”,kataku lembut. “Tidak apa-apa..kamu tidak bersalah”.Dia masih terisak dalam tangis.Aku buka tissue itu dan menghapus air matannya.Dia menatap mataku,tatapan matanya menjelajahi relung terdalam hatiku.Dadaku berdegup kencang,didobrak oleh rasa yang aku tidak tahu namanya.Tiba-tiba dia merengkuhku dalam pelukannya.Erat,sangat erat...Aku jadi susah bernafas.
“Nen,sudahlah..jangan menangis.Aku jadi ikut sedih kalau kamu nangis..”. “Karena aku sayang kamu..”,lanjutku dalam hati.Ternyata,karena itulah dia selama ini menjadi cewek yang Tomboi,dia kurang kasih sayang dari ibunya.Namun,dibalik sifat Tomboinya,dia adalah wanita berhati lembut.Itulah yang membuatku jatuh cinta padanya.
Sore,setelah pulang sekolah,dia menghampiriku.Dia memberiku bintang kertas yang mungil dan lucu.Dia tersenyum padaku dan berterima kasihkarena aku telah menghapus satu duka di hidupnya.Aku menyimpan bintang kertas itu baik-baik.Bintang kertas itu menjadi sketsa cintaku yang menjelma menjadi duka,setelah aku tahu,ternyata Neni berpacaran dengan Rio,Hanif telah membohongiku.Dalam gambaran indah hatiku,aku mengira Neni akan menjadi pacar pertamaku,ternyata tidak.Hatiku hancur seperti batu yang dihantam bom atom berkekuatan jutaan Newton.
Dua tahun kemudian,saat hari kelulusan,aku kembalikan bintang kertas itu padanya.Cukuplah sketsa cinta bermuara derita itu menjadi pengisi salah satu lembar hidupku.Saat aku baru tahu bahwa wanita adalah makhluk terindah,justru saat itu pula cinta di hatiku punah.***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar